Sabtu, 20 Februari 2010

Ketika Cinta Lewat Internet


Pagi yang cerah bunga-bunga yang kuncup satu persatu mulai bermekaran, rerumputan nan hijau seakan bergoyang menampaki butir-butir udara yang semilir menggetarkan kalbu. Hari ini merupakan hari yang telah lama ditunggu Husna. Seperti biasa Husna bangun agak telat, dengan suara berisik alarm jam dikamarnya ia terbangun dari mimpi indahnya. Dia kesal dengan jam itu karena membangunkannya jam 5 tepat. Dibenaknya, pasti ini kerjaan bibi Anna sahut Husna kesal. Dengan wajah murung dia pergi ke meja makan, "Kenapa kamu Husna?" kata Mamanya. Husna bete Ma jam itu membangunkan Husna jam 5. "Ya udah kamu sholat dulu, nanti kita sarapan pagi sama-sama." "Iya Ma….!!!" Kata Husna kesal.

Setelah selesai sholat, Husna dan keluarganya makan pagi di ruang makan. Ditengah-tengah sarapan pagi. "Hus, saat ini kamu sudah punya pacar belum?" tanya Ayahnya. Serentak hati Husna jadi kaget setengah malu. Dengan suara lirih Husna menjawab, "Belum, Yah. Saya mau menyelesaikan sekolah Aliyah dulu, kemudian Husna ingin kuliah di Universitas Kairo terlebih dulu." Sahut Mamanya, "Owh gitu…mama harapkan kamu bisa berpikir lebih dewasa Nak, karena kamu adalah seorang wanita. Jangan sampai sekolahmu terganggu dengan adanya seorang pacar." "Insya Allah, jika sudah datang waktunya saya akan menikah tanpa harus pacaran, Ma." Kata Husna.
Sesampai di sekolah, di meja Husna sudah ada setangkai bunga mawar putih kesukaannya beserta sepucuk surat. Secara perlahan-lahan ia baca surat tersebut. Saat pertama kali ia baca surat tersebut, ia langsung panas dingin saat membaca kalimat "Bunga rampai yang indah, senyummu menggetarkan kalbuku, akhlakmu seperti air yang menetesi dedaunan di pagi yang cerah seakan menyejukkan daku yang kering keronta, butiran tasbihmu menggugah mimpiku yang tertidur. Aku ingin bersandar dan menuai hidup bersamamu. Yakinkan aku akan menjemputmu suatu saat." Di benak hatinya, ia bertanya-tanya siapa yang mengasih bunga ini. Tak sabar menanti jawaban atas pertanyaannya dia langsung bertanya kepada Susi teman sekelasnya. "Sus, kamu tau nggak bunga ini siapa yang naruh?" "Nggak tau Hus!" Kata Susi. "Itu sudah ada di meja kamu tadi." Sahut Tazqi teman akrabnya. Husna kesal dengan orang yang memberikan bunga itu kepadanya. Sudah dua minggu ini bunga itu selalu ada di mejanya tanpa tau siapa pengirimnya.
Bel istirahatpun berbunyi, Husna dan teman-temannya pergi kekantin. Sesampai di kantin Husna melihat seoarang cowok tinggi, putih, dan berbadan atletis berjalan menuju ke masjid sekolahan mereka. Husna terus memandangi gerak-gerik cowok itu tanpa disadari kelakuan Husna tersebut diperhatikan teman-temannya.
"Hai..Na lihat apaan sich kamu?" teriak Lina yang membuyarkan lamunan Husna.
"Aku tau, pasti kamu lihat cowok itu ya!!" goda Tazqi yang sesekali menunjuk cowok yang dimaksud Husna.
Husna yang barusan sadar digoda oleh teman-temannya hanya bisa nyengir dan ngeloyor pergi ke masjid sekolah. Kebetulan masjid sekolah itu terletak di sebelah barat kantin sekolah. Mengetahui sikap aneh Husna belakangan ini ketiga teman Husna hanya bisa berdecak sambil menggelengkan kepala.
Sesampai di masjid tak disangka Husna melihat cowok itu sedang menjalankan sholat dhuha dengan khusyuk. Melihat hal tersebut Husna hanya bisa berdecak kagum dan memandangi setiap gerak-gerik yang dilakukan cowok itu. Mulai dari berdiri hingga salam dan kemudian membaca Al quran. Melihat kejadian itu hati Husna semakin berdebar-debar hingga tak lagi bisa menguasai diri. Ia tak sadar bahwa dari tadi ia hanya berdiri mematung tanpa mengerjakan apa yang menjadi kebiasaanya setiap kali jam istirahat yakni sholat dhuha.
"Permisi… Mbak" Seorang cewek berjilbab membuyarkan lamunan Husna.
" Eh…eh…iya..ada apa? " Husna terbangun dari lamunan panjangnya.
"Saya mau ambil sepatu saya." Ia mengambil sepatu yang berada didekat sepatu Husna.
" Oh..iya silahkan!!"
Husna tanpa sadar ia bertanya kepada cewek itu, " Mbak, Mbak tau nggak siapa cowok itu?" Tanya Husna sambil menunjuk cowok yang dari tadi ia amati.
" Oh…itu namanya Ariz." "Dia rutin sekali sholat dhuha disini. Dia selalu datang lebih awal, makanya Mbak jarang sekali bertemu dia, karena Mbak selalu datang belakangan kan?? Ya udah, permisi saya duluan. Assalamualaikum." Paparnya dan kemudian pergi.
"Wa…waalaikumsalam" Jawab Husna terbata-bata yang dari tadi hanya bengong saja.
Bel pulang berbunyi, Husna pulang bersama teman-temannya. Di tengah-tengah perjalanan Husna terus membayangkan cowok tadi dengan terus memasang senyum diwajahnya dimanapun berada. Sejak kejadian itu mungkin Husna sudah menaruh hati dengan cowok itu tapi dia tidak ingin rasa itu tumbuh liar. Karena ia yakin jika rasa itu tumbuh tepat pada waktunya maka ia akan indah. Dia hanya bisa mendamba karena dia yakin cinta merupakan hal yang lembut, cinta tidak bisa dipaksakkan, cinta selalu membawa kita pada kebaikan jika memang jodohnya Insya Allah, Allah akan mempertemukannya dalam ikatan suci.
Sesampainya di rumah, Husna beruluk salam dengan ayahnya kemudian ia melakukan kegiatan seperti biasanya. Kemudian ia menyalakan komputernya dan dalam sekejap saja ia sudah menyelami dunia maya. Husna chatting dengan teman mayanya yakni Faridh Ilham seperti biasanya. Ia bercerita banyak mengenai kejadian yang barusan dia alami.
Meskipun sudah sering chatting dengan Faridh, namun Husna belum pernah bertemu dengannya. Hanya Faridh yang mengetahui wajah Husna kerena Husna memasang fotonya saat chatting. Tulisan di layar kaca itupun muncul.
"Husna menurut kamu arti cinta sejati itu apa??"
" Cinta sejati adalah cinta yang selalu membawa kedamaian dalam hati yang menyejukkan disaat hati ini kering kerontang serta cinta tersebut membawaku lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Husna hanya menganggap Faridh sebagai sahabat dunia mayanya saja, tidak lebih. Setelah sempat mampir di dunia chattingnya sebentar. Husna turun ke bawah.
Sesampai di meja makan, ia menjumpai di meja tersebut banyak sekali hidangan makanan, sepertinya untuk menjamu tamu penting. Husna bergegas bertanya kepada mamanya dan tanpa diduga mamanya malah menyuruh Husna berpakaian dengan baju rapi. Tak lama kemudian terdengar bunyi pintu rumah diketuk oleh seseorang dengan disertai salam. Kemudian ayahnya bergegas membukakan pintu dan mengajak para tamu untuk menikmati hidangannya.
Setelah bercakap-cakap agak lama, Husna turun dari kamarnya dan bergegas menuju ke ruang penjamuan itu. Setelah sampai di meja makan Husna kaget setengah mati. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa yang berdiri di depannya saat ini adalah Ariz lelaki dambaan Husna. Tetapi Husna pura-pura santai menghadapi situasi saat ini. Ia yakin bahwa Ariz tidak mengetahui gejolak hatinya. Percakapan serius pun dimulai, orang tua mereka saling mengutarakan niatnya masing-masing. Orang tua mereka ingin menjodohkan dan menikahkan mereka setelah lulus dari Aliyah karena mereka berdua akan melanjutkan belajar mereka ke Kairo. Alasannya agar diantara mereka berdua sudah saling mempunyai muhrim. Mendengar niat kedua orang tua tersebut, hati Husna bagai dihujam salju, terasa dingin, segar, serta hatinya berbunga-bunga. Laki-laki yang selama ini ia idamkan dan hanya memendam perasaannya dalam hati ternyata rasa itu benar-benar indah pada waktunya. Begitu pula dengan Ariz, Ariz yang mempunyai nama lengkap Elvin Haris Arizal sangat bahagia, karena bisa memiliki seorang wanita yang sholehah. Ariz yang sejak pertama kali melihat Husna saat di sekolah dulu, ia menjadi tertarik ingin mengetahui lebih dalam karakter dan kepribadian Husna. Ia mencoba mengetahuinya di dunia maya dan lewat chatting serta mengamatinya di sekolah secara diam-diam. Ternyata semakin ia mengorek dan mengetahui kepribadiannya Husna ia semakin terpikat kepadanya. Kemudian ia mencoba menelusuri Husna lebih jauh tentang keluarganya lewat mamanya Husna. Akhirnya ia menjadi semakin tahu tentang Husna, mulai dari kesehariannya sampai apa yang Husna suka.
Semenjak itu ia rutin mengirimi Husna bunga mawar putih beserta sepuck surat pagi hari dibangku kelasnya. Itulah cinta jika kita mampu menjaga sampai saatnya tiba, kita akan menuainya dan akan merasakan keindahan dan kesucian cinta pada waktunya. Selesei…

0 komentar:

Posting Komentar

THE DIAMOND OF HEART © 2008 Template by:
SkinCorner