Sabtu, 20 Februari 2010

TELESKOP MATAHARI


Teleskop Matahari (Solar Telescope) dijadwalkan akan diluncurkan / diresmikan di musim dingin ini (Antara Desember – Januari) yang akan menyelidiki atmosfer matahari dan yang bekerja didalam matahari untuk membantu para ilmuan agar lebih memahami tentang badai matahari yang akan terjadi tahun 2012 s/d 2014.
Misi yang telah dikerjakan selama lima tahun, orbit bumi Solar Dynamics Observatory (SDO) berusaha mengungkapkan bagaimana medan magnet matahari bekerja, apa yang mengatur naik turunnya siklus matahari dan bagaimana aktivitas matahari mempengaruhi Bumi.
“Matahari adalah sebuah bintang variable magnet yang berfluktuasi pada skala waktu mulai dari sepersekian detik untuk ribuan bahkan miliaran tahun” Ungkap Madhulika Guhathakurta, pemimpin Ilmuan Living with a Star program (Bagian dari SDO) di NASA Washington, DC. SDO akan menunjukan kepada kita bagaimana variabel matahari dan mengungkapkan kebenaran fisika dasar variabilitas matahari.


Tracing Medan Magnet
SDO akan mengukur dan mengamati medan magnet matahari dan semua aktivitas matahari. Aliran panas, gas terionisasi di zona konveksi matahari (wilayah dimana gas panas bidang energi matahari dan transportasi naik ke permukaan).
Observatorium akan melihat ladang pada permukaan matahari dan menggunakan pengukuran untuk menyimpulkan dengan tepat dimana berasal medan didalam matahari dan dimana mereka dinyatakan sebagai daerah aktif, seperti bintik matahari dan mahkota loop, kemana mereka mengeluarkan partikel ke luar angkasa sebagai massa koronal ejections dan solar flare (keduanya dapat mempengaruhi fungsi satelit dan electrical grids di Bumi)
Tujuannya yaitu agar lebuh memahami bagaimana medan magnet matahari dihasilkan dan bagaimana dampak energi radiasi matahari yang pada gilirannya akan mempengaruhi seluruh tata surya.
Pasang Surut

SDI juga akan mengikuti / mengamati perubahan dalam aktivitas matahari yang dikenal raise and fall pada kira-kira 11 tahun siklus. Sebuah siklus matahari berada pada posisi maksimum ketika jumlah terbesar sunspots dihitung dalam setahun sedangkan dalam posisi minimum terjadi ketika paling sedikit terlihat. Kedua tanda ini hanya dapat diakui setelah mereka telah berlalu.

Tentu saja, siklus matahari tida selalu 11 tahun itu saja. Antara 1645 dan 1715, misalnya, sunspots jarang diamati – periode yang disebut Minimum Mounder – dan Eropa dan Amerika utara keduanya mengalami msim dingin sehingga dikenal dengan “Little Ice Age”. (Matahari saat ini sedang mereda, dan posisi maksimum diperkirakan terjadi pada tahun 2013).

Alat untuk pekerjaan

Untuk membuat / menjalankan semua observas ini, SDO menggunakan 3 instrumen ilmu :
1. The Helioseismic and Magnetic Imager (HMI) yang akan mengintip ke matahari dan peta permukaan medan magnet matahari, serta aliran plasma yang menghasilkan medan magnet.
2. The Atmospheric Imaging Majelis (AIA) yang akan menggambar suasana matahari dalam beberapa gelombang yang tidak dapat dilihat dari tanah. HMI dan AIA akan bersama-sama bekerja pada permukaan matahari interior.
3. Variablelity the Extreme Ultraviolet Experiment (EVE) yang akan mengukur berapa bayak memancarkan energi matahari pada panjang gelombang ultraviolet ekstrim, yang hanya dapat diamati dari luar angkkasa karena mereka benar-benar terhalang oleh atmosfir Bumi.

SDO akan melihat matahari hampir 24 jam sehari seperti yang mengorbit bumi dalam 8 jalur. Pesawat akan mengambil gambar matahari setiap beberapa detik dengan kualitas visual film IMAX. (IPTEK-Online.com)

Lanjut membaca “TELESKOP MATAHARI”  »»

AYAT KURSI MENJELANG TIDUR


Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."


Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahwa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahwa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.

"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."

Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu saja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahwa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."

"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.

"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."

Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."

Lanjut membaca “AYAT KURSI MENJELANG TIDUR”  »»

Ketika Cinta Lewat Internet


Pagi yang cerah bunga-bunga yang kuncup satu persatu mulai bermekaran, rerumputan nan hijau seakan bergoyang menampaki butir-butir udara yang semilir menggetarkan kalbu. Hari ini merupakan hari yang telah lama ditunggu Husna. Seperti biasa Husna bangun agak telat, dengan suara berisik alarm jam dikamarnya ia terbangun dari mimpi indahnya. Dia kesal dengan jam itu karena membangunkannya jam 5 tepat. Dibenaknya, pasti ini kerjaan bibi Anna sahut Husna kesal. Dengan wajah murung dia pergi ke meja makan, "Kenapa kamu Husna?" kata Mamanya. Husna bete Ma jam itu membangunkan Husna jam 5. "Ya udah kamu sholat dulu, nanti kita sarapan pagi sama-sama." "Iya Ma….!!!" Kata Husna kesal.

Setelah selesai sholat, Husna dan keluarganya makan pagi di ruang makan. Ditengah-tengah sarapan pagi. "Hus, saat ini kamu sudah punya pacar belum?" tanya Ayahnya. Serentak hati Husna jadi kaget setengah malu. Dengan suara lirih Husna menjawab, "Belum, Yah. Saya mau menyelesaikan sekolah Aliyah dulu, kemudian Husna ingin kuliah di Universitas Kairo terlebih dulu." Sahut Mamanya, "Owh gitu…mama harapkan kamu bisa berpikir lebih dewasa Nak, karena kamu adalah seorang wanita. Jangan sampai sekolahmu terganggu dengan adanya seorang pacar." "Insya Allah, jika sudah datang waktunya saya akan menikah tanpa harus pacaran, Ma." Kata Husna.
Sesampai di sekolah, di meja Husna sudah ada setangkai bunga mawar putih kesukaannya beserta sepucuk surat. Secara perlahan-lahan ia baca surat tersebut. Saat pertama kali ia baca surat tersebut, ia langsung panas dingin saat membaca kalimat "Bunga rampai yang indah, senyummu menggetarkan kalbuku, akhlakmu seperti air yang menetesi dedaunan di pagi yang cerah seakan menyejukkan daku yang kering keronta, butiran tasbihmu menggugah mimpiku yang tertidur. Aku ingin bersandar dan menuai hidup bersamamu. Yakinkan aku akan menjemputmu suatu saat." Di benak hatinya, ia bertanya-tanya siapa yang mengasih bunga ini. Tak sabar menanti jawaban atas pertanyaannya dia langsung bertanya kepada Susi teman sekelasnya. "Sus, kamu tau nggak bunga ini siapa yang naruh?" "Nggak tau Hus!" Kata Susi. "Itu sudah ada di meja kamu tadi." Sahut Tazqi teman akrabnya. Husna kesal dengan orang yang memberikan bunga itu kepadanya. Sudah dua minggu ini bunga itu selalu ada di mejanya tanpa tau siapa pengirimnya.
Bel istirahatpun berbunyi, Husna dan teman-temannya pergi kekantin. Sesampai di kantin Husna melihat seoarang cowok tinggi, putih, dan berbadan atletis berjalan menuju ke masjid sekolahan mereka. Husna terus memandangi gerak-gerik cowok itu tanpa disadari kelakuan Husna tersebut diperhatikan teman-temannya.
"Hai..Na lihat apaan sich kamu?" teriak Lina yang membuyarkan lamunan Husna.
"Aku tau, pasti kamu lihat cowok itu ya!!" goda Tazqi yang sesekali menunjuk cowok yang dimaksud Husna.
Husna yang barusan sadar digoda oleh teman-temannya hanya bisa nyengir dan ngeloyor pergi ke masjid sekolah. Kebetulan masjid sekolah itu terletak di sebelah barat kantin sekolah. Mengetahui sikap aneh Husna belakangan ini ketiga teman Husna hanya bisa berdecak sambil menggelengkan kepala.
Sesampai di masjid tak disangka Husna melihat cowok itu sedang menjalankan sholat dhuha dengan khusyuk. Melihat hal tersebut Husna hanya bisa berdecak kagum dan memandangi setiap gerak-gerik yang dilakukan cowok itu. Mulai dari berdiri hingga salam dan kemudian membaca Al quran. Melihat kejadian itu hati Husna semakin berdebar-debar hingga tak lagi bisa menguasai diri. Ia tak sadar bahwa dari tadi ia hanya berdiri mematung tanpa mengerjakan apa yang menjadi kebiasaanya setiap kali jam istirahat yakni sholat dhuha.
"Permisi… Mbak" Seorang cewek berjilbab membuyarkan lamunan Husna.
" Eh…eh…iya..ada apa? " Husna terbangun dari lamunan panjangnya.
"Saya mau ambil sepatu saya." Ia mengambil sepatu yang berada didekat sepatu Husna.
" Oh..iya silahkan!!"
Husna tanpa sadar ia bertanya kepada cewek itu, " Mbak, Mbak tau nggak siapa cowok itu?" Tanya Husna sambil menunjuk cowok yang dari tadi ia amati.
" Oh…itu namanya Ariz." "Dia rutin sekali sholat dhuha disini. Dia selalu datang lebih awal, makanya Mbak jarang sekali bertemu dia, karena Mbak selalu datang belakangan kan?? Ya udah, permisi saya duluan. Assalamualaikum." Paparnya dan kemudian pergi.
"Wa…waalaikumsalam" Jawab Husna terbata-bata yang dari tadi hanya bengong saja.
Bel pulang berbunyi, Husna pulang bersama teman-temannya. Di tengah-tengah perjalanan Husna terus membayangkan cowok tadi dengan terus memasang senyum diwajahnya dimanapun berada. Sejak kejadian itu mungkin Husna sudah menaruh hati dengan cowok itu tapi dia tidak ingin rasa itu tumbuh liar. Karena ia yakin jika rasa itu tumbuh tepat pada waktunya maka ia akan indah. Dia hanya bisa mendamba karena dia yakin cinta merupakan hal yang lembut, cinta tidak bisa dipaksakkan, cinta selalu membawa kita pada kebaikan jika memang jodohnya Insya Allah, Allah akan mempertemukannya dalam ikatan suci.
Sesampainya di rumah, Husna beruluk salam dengan ayahnya kemudian ia melakukan kegiatan seperti biasanya. Kemudian ia menyalakan komputernya dan dalam sekejap saja ia sudah menyelami dunia maya. Husna chatting dengan teman mayanya yakni Faridh Ilham seperti biasanya. Ia bercerita banyak mengenai kejadian yang barusan dia alami.
Meskipun sudah sering chatting dengan Faridh, namun Husna belum pernah bertemu dengannya. Hanya Faridh yang mengetahui wajah Husna kerena Husna memasang fotonya saat chatting. Tulisan di layar kaca itupun muncul.
"Husna menurut kamu arti cinta sejati itu apa??"
" Cinta sejati adalah cinta yang selalu membawa kedamaian dalam hati yang menyejukkan disaat hati ini kering kerontang serta cinta tersebut membawaku lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Husna hanya menganggap Faridh sebagai sahabat dunia mayanya saja, tidak lebih. Setelah sempat mampir di dunia chattingnya sebentar. Husna turun ke bawah.
Sesampai di meja makan, ia menjumpai di meja tersebut banyak sekali hidangan makanan, sepertinya untuk menjamu tamu penting. Husna bergegas bertanya kepada mamanya dan tanpa diduga mamanya malah menyuruh Husna berpakaian dengan baju rapi. Tak lama kemudian terdengar bunyi pintu rumah diketuk oleh seseorang dengan disertai salam. Kemudian ayahnya bergegas membukakan pintu dan mengajak para tamu untuk menikmati hidangannya.
Setelah bercakap-cakap agak lama, Husna turun dari kamarnya dan bergegas menuju ke ruang penjamuan itu. Setelah sampai di meja makan Husna kaget setengah mati. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa yang berdiri di depannya saat ini adalah Ariz lelaki dambaan Husna. Tetapi Husna pura-pura santai menghadapi situasi saat ini. Ia yakin bahwa Ariz tidak mengetahui gejolak hatinya. Percakapan serius pun dimulai, orang tua mereka saling mengutarakan niatnya masing-masing. Orang tua mereka ingin menjodohkan dan menikahkan mereka setelah lulus dari Aliyah karena mereka berdua akan melanjutkan belajar mereka ke Kairo. Alasannya agar diantara mereka berdua sudah saling mempunyai muhrim. Mendengar niat kedua orang tua tersebut, hati Husna bagai dihujam salju, terasa dingin, segar, serta hatinya berbunga-bunga. Laki-laki yang selama ini ia idamkan dan hanya memendam perasaannya dalam hati ternyata rasa itu benar-benar indah pada waktunya. Begitu pula dengan Ariz, Ariz yang mempunyai nama lengkap Elvin Haris Arizal sangat bahagia, karena bisa memiliki seorang wanita yang sholehah. Ariz yang sejak pertama kali melihat Husna saat di sekolah dulu, ia menjadi tertarik ingin mengetahui lebih dalam karakter dan kepribadian Husna. Ia mencoba mengetahuinya di dunia maya dan lewat chatting serta mengamatinya di sekolah secara diam-diam. Ternyata semakin ia mengorek dan mengetahui kepribadiannya Husna ia semakin terpikat kepadanya. Kemudian ia mencoba menelusuri Husna lebih jauh tentang keluarganya lewat mamanya Husna. Akhirnya ia menjadi semakin tahu tentang Husna, mulai dari kesehariannya sampai apa yang Husna suka.
Semenjak itu ia rutin mengirimi Husna bunga mawar putih beserta sepuck surat pagi hari dibangku kelasnya. Itulah cinta jika kita mampu menjaga sampai saatnya tiba, kita akan menuainya dan akan merasakan keindahan dan kesucian cinta pada waktunya. Selesei…

Lanjut membaca “Ketika Cinta Lewat Internet”  »»

Janji Bertemu di Surga


Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata, "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'. Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya dari ayahnya.

Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku'. Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, 'Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, "sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar." (Yunus:15)

Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.'
Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu." Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo'akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburanya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?"

Dia menjawaba, "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan."
Pemuda itu bertanya, "Jika demikian, kemanakah kau menuju?" Dia jawab, "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."

Lanjut membaca “Janji Bertemu di Surga”  »»

Salam Redaksi

Assalamualaikum We er We Be……. Alhamdulillah robbil alamin. Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi kami nikmat yang banyak sehingga kami berhasil menerbitkan blog beraliran islami nie. Ucapan teerima kasih juga tak lupa kami sampaikan kepada semua pihakyang telah membantu proses pembuatan blog ni. Pada kesempatan ini kami mengambil tema "Mutiara Hati".
Blog ini dibuat atas dasar kepedulian penulis terhadap kalangan-kalangan muslim yang saat ni membutuhkan referensi-referensi dalam menapaki hidup yang semakin hari semakin sulit dan keras serta membutuhkan penanganan yang serius dari kalangan umat muslim sendiri. Oleh sebab itu, semoga dengan adanya blog ni kita semua dapat mengatasi problema saat ini. Eits….,tunggu bentar. Qta juga buat gebrakan baru lho di edisi kali ini, mulai dari isi artikel, musik, cerpen, n masih banyak yang lainnnya deh buat sobat mutiara hati semua. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya, tapi bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk menjadi lebih baik. So, buat sobat mutiara hati jangan lupa kirim kritik dan saran yang membangun ea buat blog qt tercinta. Oke. Waalaikumussalam Wr.Wb

Lanjut membaca “Salam Redaksi”  »»

Senin, 15 Februari 2010

Barokah Shalat Khusyu


Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna. (Al-Quran: Surat Al-Mu`minun )
Rosulullah SAW bersabda : Ilmu yang pertama kali di angkat dari muka bumi ialah kekhusyuan. (HR. At-Tabrani )

Nabi Muhammad SAW dalam sholatnya benar-benar dijadikan keindahan dan terjadi komunikasi yang penuh kerinduan dan keakraban dengan Allah. Ruku, sujudnya panjang, terutama ketika sholat sendiri dimalam hari, terkadang sampai kakinya bengkak tapi bukannya berlebihan, karena ingin memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya. Sholatnya tepat pada waktunya dan yang paling penting, sholatnya itu teraflikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri orang-orang yang sholatnya khusyu:
1. Sangat menjaga waktunya, dia terpelihara dari perbuatan dan perkataan sia-sia apa lagi maksiat. Jadi orang-orang yang menyia-nyiakan waktu suka berbuat maksiat berarti sholatnya belum berkualitas atau belum khusyu.
2. Niatnya ikhlas, jarang kecewa terhadap pujian atau penghargaan, dipuji atau tidak dipuji, dicaci atau tidak dicaci sama saja.
3. Cinta kebersihan karena sebelum sholat, orang harus wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri dari kotoran atau hadast.
4. Tertib dan disiplin, karena sholat sudah diatur waktunya.
5. Selalu tenang dan tuma`ninah, tuma`ninah merupakan kombinasi antara tenang dan konsentrasi.
6. Tawadhu dan rendah hati, tawadhu merupakan akhlaknya Rosulullah.
7. Tercegah dari perbuatan keji dan munkar, orang lain aman dari keburukan dan kejelekannya.

Orang yang sholatnya khusyu dan suka beramal baik tapi masih suka melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, mudah-mudahan orang tersebut tidak hanya ritualnya saja yang dikerjakan tetapi ilmunya bertambah sehingga membangkitkan kesadaran dalam dirinya.
Jika kita merasa sholat kita sudah khusyu dan kita ingin menjaga dari keriaan yaitu dengan menambah pemahaman dan mengerti bacaan yang ada didalam sholat dan dalam beribadah jangan terhalang karena takut ria.
Inti dalam sholat yang khusyu yaitu akhlak menjadi baik, sebagaimana Rosulullah menerima perintah sholat dari Allah, agar menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai Allah.
Semoga dibulan ramadhan ini kita meningkatkan kualitas sholat kita.

Lanjut membaca “Barokah Shalat Khusyu”  »»

5 (Lima) S


Suatu saat, adzan Maghrib tiba. Kami bersegera shalat di sebuah mesjid yang dikenal dengan tempat mangkalnya aktivis Islam yang mempunyai kesungguhan dalam beribadah. Di sana tampak beberapa pemuda yang berpakaian “khas Islam” sedang menantikan waktu shalat. Kemudian, adzan berkumandang dan qamat pun segera diperdengarkan sesudah shalat sunat. Hal yang menarik adalah begitu sungguh-sungguhnya keinginan imam muda untuk merapikan shaf. Tanda hitam di dahinya, bekas tanda sujud, membuat kami segan. Namun, tatkala upaya merapikan shaf dikatakan dengan kata-kata yang agak ketus tanpa senyuman, “Shaf, shaf, rapikan shafnya!”, suasana shalat tiba-tiba menjadi tegang karena suara lantang dan keras itu. Karuan saja, pada waktu shalat menjadi sulit khusyu, betapa pun bacan sang imam begitu bagus karena terbayang teguran yang keras tadi.


Seusai shalat, beberapa jemaah shalat tadi tidak kuasa menahan lisan untuk saling bertukar ketegangan yang akhirnya disimpulkan, mereka enggan untuk shalat di tempat itu lagi. Pada saat yang lain, sewaktu kami berjalan-jalan di Perth, sebuah negara bagian di Australia, tibalah kami di sebuah taman. Sungguh mengherankan, karena hampir setiap hari berjumpa dengan penduduk asli, mereka tersenyum dengan sangat ramah dan menyapa “Good Morning!” atau sapa dengan tradisinya. Yang semuanya itu dilakukan dengan wajah cerah dan kesopanan. Kami berupaya menjawab sebisanya untuk menutupi kekagetan dan kekaguman. Ini negara yang sering kita sebut negara kaum kafir.
Dua keadaan ini disampaikan tidak untuk meremehkan siapapun tetapi untuk mengevaluasi kita, ternyata luasnya ilmu, kekuatan ibadah, tingginya kedudukan, tidak ada artinya jikalau kita kehilangan perilaku standar yang dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga mudah sekali merontokan kewibawaan dakwah itu sendiri.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dengan berinteraksi dengan sesama ini, bagaimana kalau kita menyebutnya dengan 5 (lima) S : Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
Kita harus meneliti relung hati kita jikalau kita tersenyum dengan wajah jernih kita rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak didengar daripada dengan wajah bengis dan ketus. Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat gelap dan tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa kita berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun. Padahal Rasulullah yang mulia tidaklah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan wajah yang jernih dan senyum yang tulus. Mengapa kita begitu enggan tersenyum? Kepada orang tua, guru, dan orang-orang yang berada di sekitar kita?
S yang kedua adalah salam. Ketika orang mengucapkan salam kepada kita dengan keikhlasan, rasanya suasana menjadi cair, tiba-tiba kita merasa bersaudara. Kita dengan terburu-buru ingin menjawabnya, di situ ada nuansa tersendiri. Pertanyaannya, mengapa kita begitu enggan untuk lebih dulu mengucapkan salam? Padahal tidak ada resiko apapun. Kita tahu di zaman Rasulullah ada seorang sahabat yang pergi ke pasar, khusus untuk menebarkan salam. Negara kita mayoritas umat Islam, tetapi mengapa kita untuk mendahului mengucapkan salam begitu enggan? Adakah yang salah dalam diri kita?
S ketiga adalah sapa. Mari kita teliti diri kita kalau kita disapa dengan ramah oleh orang lain rasanya suasana jadi akrab dan hangat. Tetapi kalau kita lihat di mesjid, meski duduk seorang jamaah di sebelah kita, toh nyaris kita jarang menyapanya, padahal sama-sama muslim, sama-sama shalat, satu shaf, bahkan berdampingan. Mengapa kita enggan menyapa? Mengapa harus ketus dan keras? Tidakkah kita bisa menyapa getaran kemuliaan yang hadir bersamaan dengan sapaan kita?
S keempat, sopan. Kita selalu terpana dengan orang yang sopan ketika duduk, ketika lewat di depan orang tua. Kita pun menghormatinya. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang sopan ketika duduk, berbicara, dan berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua? Sering kita tidak mengukur tingkat kesopanan kita, bahkan kita sering mengorbankannya hanya karena pegal kaki, dengan bersolonjor misalnya. Lalu, kita relakan orang yang di depan kita teremehkan. Patut kiranya kita bertanya pada diri kita, apakah kita orang yang memiliki etika kesopanan atau tidak.
S kelima, santun. Kita pun berdecak kagum melihat orang yang mendahulukan kepentingan orang lain di angkutan umum, di jalanan, atau sedang dalam antrean, demi kebaikan orang lain. Memang orang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain, untuk kebaikan. Ini adalah sebuah pesan tersendiri. Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kesantunan yang kita miliki? Sejauh mana hak kita telah dinikmati oleh orang lain dan untuk itu kita turut berbahagia? Sejauh mana kelapangdadaan diri kita, sifat pemaaf ataupun kesungguhan kita untuk membalas kebaikan orang yang kurang baik?
Saudara-saudaraku, Islam sudah banyak disampaikan oleh aneka teori dan dalil. Begitu agung dan indah. Yang dibutuhkan sekarang adalah, mana pribadi-pribadi yang indah dan agung itu? Yuk, kita jadikan diri kita sebagai bukti keindahan Islam, walau secara sederhana. Amboi, alangkah indahnya wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas, membahagiakan siapapun. Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling mendo’akan, menyapa dengan ramah, lembut, dan penuh perhatian. Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimana pun. Betapa nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada,, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan serta kemuliaan.
Saudaraku, Insya Allah. Andai diri kita sudah berjuang untuk berperilaku lima S ini, semoga kita termasuk dalam golongan mujahidin dan mujahidah yang akan mengobarkan kemuliaan Islam sebagaimana dicita-citakan Rasulullah SAW, Innama buitsu liutammima makarimal akhlak, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.

Lanjut membaca “5 (Lima) S”  »»

Cinta Sejati Tsauban Terhadap Nabi


Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi Muhammad saw. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau boleh dia hendak bersama Nabi setiap masa. Jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat berasa sedih, murung dan seringkali menangis. Rasulullah juga demikian terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa hebatnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di syurga paling bawah atau paling membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bersua muka denganmu lagi." Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun baginda tidak dapat berbuat apa-apa kerana itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah saw, bermaksud "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama mereka yang diberi nikmat oleh Allah iaitu para nabi, syuhada, orang-orang soleh dan mereka yang sebaik-baik teman." Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula. Moral & Iktibar -Cinta kepada Rasulullah adalah cinta sejati yang berlandaskan keimanan yang tulen -Mencintai Rasul bermakna mencintai Allah -Kita bersama siapa yang kita sayangi. Jika di dunia sayangkan nabi, insyallah kita bersama nabi di akhirat nanti -Hati yang dalam kecintaan terhadap seseorang akan merasa rindu yang teramat sangat jika tidak bertemu -Pasangan sahabat yang berjumpa dan berpisah kerana Allah semata-mata akan mendapat naungan Arasy di hari akhirat kelak -Rasulullah amat mengetahui mana-mana umatnya yang mencintai baginda, meskipun baginda sudah wafat. -Rasulullah memberi syafaat kepada sesiapa di antara umatnya yang mengasihi baginda
-Sebaik-baik sahabat ialah mereka yang berkawan di atas landasan keagamaan dan semata-mata kerana Allah.

Lanjut membaca “Cinta Sejati Tsauban Terhadap Nabi”  »»
THE DIAMOND OF HEART © 2008 Template by:
SkinCorner